Johanes Don Bosco Do kembali lagi dalam pentas pilkada di Nagekeo. Dalam pilkada kali ini, Don Bosco Do mendaftar di DPC Hanura dan PKB Nagekeo.
Setelah kalah bersaing dengan Drs. Yohanes Samping Aoh dalam Pilkada Nagekeo lima tahun silam, nama Don Bosco Do seperti hilang dari Nagekeo. Tugas pelayanan yang diembannya sebagai seorang dokter dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende menuntutnya setiap saat selalu berada di dekat orang-orang yang membutuhkan sentuhan tangannya.
Tugas kemanusiaan sebagai seorang dokter dan tugas manajerial sebagai seorang pemimpin di Dinas Kesehatan Ende yang harus dijalaninya dalam waktu yang sama tidak memungkinkan dirinya untuk selalu berada di Nagekeo.
Tetapi jiwanya tetap Nagekeo. Begitupun ketika gong Pilkada Nagekeo ditabuhkan dan hingar bingar politik mulai mewarnai daerah itu. Ia lebih memilih menahan diri sambil melihat peluang yang tepat untuk keluar.
Padahal sejumlah calon bupati sudah bergerilia dari kampung ke kampung memperkenalkan diri, mengkampanyekan visi misi dan berusaha mempengaruhi masyarakat. Masyarakat di beberapa wilayah di Nagekeo sempat bertanya-tanya tentang keikutsertaannya dalam Pilkada kali ini.
Dan, ketika semua orang masih sibuk meyakinkan masa dan mencari kendaraan politik sebagai tumpangan menuju Pilkada Nagekeo, Don Bosco Do muncul. Kembalinya Don Bosco ke pentas Pilkada Nagekeo yang terkesan mendadak meski agak terlambat sontak mengagetkan masyarakat di daerah itu. Kehadirannya jelas akan berpengaruh terhadap peta kekuatan politik dari para calon yang ada.
Sosoknya cukup dikenal oleh masyarakat seluruh Nagekeo. Namun kegagalannya pada Pilkada Nagekeo tahun 2008 lalu membuatnya lebih berhati-hati sebelum memutuskan ambil bagian dalam pilkada kali ini.
Dengan perhitungan matang, dan dukungan masyarakat serta para sesepuh di daerah itu, Don Bosco memberanikan diri dan memastikan langkah untuk kembali menapaki panggung Pilkada Nagekeo.
Menyadari kemunculannya agak terlambat, Don Bosco Do langsung tancap gas. Jika para calon bupati dan calon wakil bupati yang masih maju mundur, tidak demikian dengan Don Bosco.
Dorongan Lawan Politik
Berbekal kematangan dari Pilkada Nagekeo tahun 2008 lalu, Don Bosco langsung mengambil langkah pasti meminang partai politik yang dinilainya bisa dijadikan mitra politik untuk mengantarnya menuju Pilkada Nagekeo 8 Juli mendatang.
Partai Hanura menjadi partai politik pertama yang menarik perhatian Don Bosco. Ditemani keluarga dan tim suksesnya, Don Bosco bertandang ke Kantor DPC Hanura Nagekeo di Jalan Mohammad Hatta, Mbay, Jumat (15/2/2013).
Kedatanganya disambut para pengurus DPC Hanura Nagekeo. Tidak seperti calon bupati dan calon wakil bupati lainnya yang masih melakukan penjajakan, Don Bosco langsung menyerahkan lamaran, mendaftarkan diri dan menyerahkan uang pendaftaran senilai Rp 10 juta dan biaya survai senilai Rp 20 juta.
Di depan para pengurus DPC Hanura Nagekeo, Don Bosco mengatakan, pada pilkada kali ini dirinya terkesan terlambat. Tetapi sesungguhnya kali ini ia lebih hati-hati. Kegagalannya pada pilkada tahun 2008 lalu yang membuatnya lebih berhati-hati untuk memutuskan maju dalam Pilkada Nagekeo kali ini.
"Lebih hati-hati. Harus ada keyakinan atau keinginan kuat untuk keluar dari kekhawatiran itu sendiri. Keinginan kuat untuk keluar dan menyatakan diri bahwa saya siap maju," kata Don Bosco.
Selain keberanian dan keinginan kuat dari dalam diri, keikutsertaannya dalam Pilkada Nagekeo kali ini karena ada dorongan dan dukungan dari masyarakat dan para sesepuh yang pernah menjadi lawan politiknya pada Pilkada Nagekeo tahun 2008 lalu.
"Pemintaan dari orang yang pernah menjadi rival saya merupakan sebuah kejujuran dan pengakuan terhadap saya," katanya.
Setelah kalah bersaing dengan Drs. Yohanes Samping Aoh dalam Pilkada Nagekeo lima tahun silam, nama Don Bosco Do seperti hilang dari Nagekeo. Tugas pelayanan yang diembannya sebagai seorang dokter dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende menuntutnya setiap saat selalu berada di dekat orang-orang yang membutuhkan sentuhan tangannya.
Tugas kemanusiaan sebagai seorang dokter dan tugas manajerial sebagai seorang pemimpin di Dinas Kesehatan Ende yang harus dijalaninya dalam waktu yang sama tidak memungkinkan dirinya untuk selalu berada di Nagekeo.
Tetapi jiwanya tetap Nagekeo. Begitupun ketika gong Pilkada Nagekeo ditabuhkan dan hingar bingar politik mulai mewarnai daerah itu. Ia lebih memilih menahan diri sambil melihat peluang yang tepat untuk keluar.
Padahal sejumlah calon bupati sudah bergerilia dari kampung ke kampung memperkenalkan diri, mengkampanyekan visi misi dan berusaha mempengaruhi masyarakat. Masyarakat di beberapa wilayah di Nagekeo sempat bertanya-tanya tentang keikutsertaannya dalam Pilkada kali ini.
Dan, ketika semua orang masih sibuk meyakinkan masa dan mencari kendaraan politik sebagai tumpangan menuju Pilkada Nagekeo, Don Bosco Do muncul. Kembalinya Don Bosco ke pentas Pilkada Nagekeo yang terkesan mendadak meski agak terlambat sontak mengagetkan masyarakat di daerah itu. Kehadirannya jelas akan berpengaruh terhadap peta kekuatan politik dari para calon yang ada.
Sosoknya cukup dikenal oleh masyarakat seluruh Nagekeo. Namun kegagalannya pada Pilkada Nagekeo tahun 2008 lalu membuatnya lebih berhati-hati sebelum memutuskan ambil bagian dalam pilkada kali ini.
Dengan perhitungan matang, dan dukungan masyarakat serta para sesepuh di daerah itu, Don Bosco memberanikan diri dan memastikan langkah untuk kembali menapaki panggung Pilkada Nagekeo.
Menyadari kemunculannya agak terlambat, Don Bosco Do langsung tancap gas. Jika para calon bupati dan calon wakil bupati yang masih maju mundur, tidak demikian dengan Don Bosco.
Dorongan Lawan Politik
Berbekal kematangan dari Pilkada Nagekeo tahun 2008 lalu, Don Bosco langsung mengambil langkah pasti meminang partai politik yang dinilainya bisa dijadikan mitra politik untuk mengantarnya menuju Pilkada Nagekeo 8 Juli mendatang.
Partai Hanura menjadi partai politik pertama yang menarik perhatian Don Bosco. Ditemani keluarga dan tim suksesnya, Don Bosco bertandang ke Kantor DPC Hanura Nagekeo di Jalan Mohammad Hatta, Mbay, Jumat (15/2/2013).
Kedatanganya disambut para pengurus DPC Hanura Nagekeo. Tidak seperti calon bupati dan calon wakil bupati lainnya yang masih melakukan penjajakan, Don Bosco langsung menyerahkan lamaran, mendaftarkan diri dan menyerahkan uang pendaftaran senilai Rp 10 juta dan biaya survai senilai Rp 20 juta.
Di depan para pengurus DPC Hanura Nagekeo, Don Bosco mengatakan, pada pilkada kali ini dirinya terkesan terlambat. Tetapi sesungguhnya kali ini ia lebih hati-hati. Kegagalannya pada pilkada tahun 2008 lalu yang membuatnya lebih berhati-hati untuk memutuskan maju dalam Pilkada Nagekeo kali ini.
"Lebih hati-hati. Harus ada keyakinan atau keinginan kuat untuk keluar dari kekhawatiran itu sendiri. Keinginan kuat untuk keluar dan menyatakan diri bahwa saya siap maju," kata Don Bosco.
Selain keberanian dan keinginan kuat dari dalam diri, keikutsertaannya dalam Pilkada Nagekeo kali ini karena ada dorongan dan dukungan dari masyarakat dan para sesepuh yang pernah menjadi lawan politiknya pada Pilkada Nagekeo tahun 2008 lalu.
"Pemintaan dari orang yang pernah menjadi rival saya merupakan sebuah kejujuran dan pengakuan terhadap saya," katanya.
Editor : omdsmy_novemy_leo
Sumber : Pos Kupang
Post a Comment