Aktivis dari Temu Aktivis Lintas Generasi (Taligeni), Jeppri F Silalahi mengatakan, dari sekian banyak perbedaan ada kesamaan antara Ketua Dewan Pembina dan Mejelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum dan Wakil Ketua Majelis Tinggi, Anas Urbaningrum. "SBY dan Anas berbeda latar belakang pendidikan, posisi dan jabatan, hingga perbedaan gaya memimpin. Namun, ternyata mereka memiliki banyak kesamaan," kata Jeppri di Jakarta, Minggu, (10/2).
Dari informasi, pernyataan dan data yang berkembang di media massa, menurut Jeppri terdapat kesamaan antara SBY dan Anas. Pertama, misalnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah didesak memeriksa keterlibatan Presiden SBY pada dana talangan Bank Century untuk keperluan Partai Demorat atas pengakuan terdakwa Antasari Azar (lihat SBY Bantah Bicarakan Century). Sementara itu, Anas juga dituding Nazaruddin menggunakan dana APBN Rp 1,2 trilyun untuk Kongres Partai Demokrat di Bandung.
Kedua, lanjut Jeppri, SBY kini sedang dihebohkan oleh laporan pajak tahunan (SPT) yang bocor ke masyarakat. Belakangan, oleh sejumlah pihak, laporan itu diragukan kebenarannya. "Sementara itu, Anas sempat dihebohkan dengan plat nomor palsu yang tentunya tidka bayar pajak kendaraan bermotor," kata Jeppri.
Kesamaan ketiga, baik SBY dan Anas gunakan solidaritas korps dan organisasi untuk dijadikan pendukung. Menurut Jeppri, SBY mengundang KSAD di pertemuan pejabat tinggi partai di Cikeas, sedangkan Anas mengumpulkan Alumni-alumni Himpunan Mahaswa Islam (HMI). "Jadi apa kesimpulannya? Sederhananya, sekarang rakyat bingung karena tidak yang tua dan muda, ternyata sama-sama tidak memikirkan negara, apalagi rakyat," kata Jeppri lagi.
Dari informasi, pernyataan dan data yang berkembang di media massa, menurut Jeppri terdapat kesamaan antara SBY dan Anas. Pertama, misalnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah didesak memeriksa keterlibatan Presiden SBY pada dana talangan Bank Century untuk keperluan Partai Demorat atas pengakuan terdakwa Antasari Azar (lihat SBY Bantah Bicarakan Century). Sementara itu, Anas juga dituding Nazaruddin menggunakan dana APBN Rp 1,2 trilyun untuk Kongres Partai Demokrat di Bandung.
Kedua, lanjut Jeppri, SBY kini sedang dihebohkan oleh laporan pajak tahunan (SPT) yang bocor ke masyarakat. Belakangan, oleh sejumlah pihak, laporan itu diragukan kebenarannya. "Sementara itu, Anas sempat dihebohkan dengan plat nomor palsu yang tentunya tidka bayar pajak kendaraan bermotor," kata Jeppri.
Kesamaan ketiga, baik SBY dan Anas gunakan solidaritas korps dan organisasi untuk dijadikan pendukung. Menurut Jeppri, SBY mengundang KSAD di pertemuan pejabat tinggi partai di Cikeas, sedangkan Anas mengumpulkan Alumni-alumni Himpunan Mahaswa Islam (HMI). "Jadi apa kesimpulannya? Sederhananya, sekarang rakyat bingung karena tidak yang tua dan muda, ternyata sama-sama tidak memikirkan negara, apalagi rakyat," kata Jeppri lagi.
Recomendid by : Tomz Amekae
Post a Comment