Home » » Rumor dan Fakta tentang Nasib TKI Ilegal

Rumor dan Fakta tentang Nasib TKI Ilegal

Written By Unknown on January 28, 2013 | 9:10 AM

Rumor dan Fakta tentang Nasib TKI Ilegal
TKI (Tenaga Kerja Indonesia), kata yang akrab di telinga setiap saat kita mengenang mereka. Para pahlawan devisa negara yang sungguh berjasa ini selalu menjadi perhatian banyak kalangan. Tertera secara hukum, para TKI telah mendapatkan legalitas dari pemerintah Indonesia untuk bekerja di luar negeri. Namun, legalitas itu tidak cukup menjamin gaji, kesehatan, dan keselamatan kerja para TKI. Ada saja persoalan yang menerpa mereka. Kekerasan kerap menjadi bagian dari perjuangan mereka mengadu nasib demi keluarga dan, secara tidak langsung, demi negara.

Lalu bagaimana dengan sanak saudara dan handai taulan kita yang mengadu nasib di negeri orang tanpa legalitas atau ijin dari pemerintah, yang biasa disebut tenaga kerja ilegal (imigran gelap)?

Demi hidup lebih baik

Merantau bukan kata asing lagi bagi sebagian besar masyarakat kita. Bagi masyarakat di daerah saya, di Kecamatan Nangaroro, Nagekeo, NTT, khususnya di kampung Aekana dan beberapa kampung sekitarnya, kai deo (merantau) identik dengan kai Malaysia (merantau ke Malaysia). Mengadu nasib ke Malaysia sudah menjadi tradisi sejak beberapa dekade lalu. Ini dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap di kampung, mulai dari kalangan pria dan wanita dewasa, mereka yang telah berkeluarga, hingga anak-anak putus sekolah.

Mengadu nasib ke negeri jiran tanpa visa, passport, atau surat ijin sejenis bukan masalah buat mereka. Tanpa pendataan diri melalui Pemerintah Daerah atau instasi terkait, tanpa begitu memedulikan resiko dan kemungkinan buruk yang dapat terjadi, para perantau berangkat ke Malaysia. Ini semua demi perbaikan kesejahteraan hidup kelak di kemudian hari.

Sebagian besar tenaga kerja gelap dari kampung-kampung di Nangaroro memilih Malaysia Timur dan Malaysia Barat sebagai tempat mengadu nasib. Alasanya adalah jarak yang dekat, tak sejauh negara-negara di Timur Tengah. Selain jarak, biaya yang dibutuhkan untuk berangkat ke Malaysia juga tentu lebih murah.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh, perjalanan menuju Malaysia susah-susah gampang. Namun, banyak perantau yang mengatakan bahwa lebih baik hidup di sana dari pada hidup di kampung sendiri. Di sana ada harapan untuk mendapatkan hidup lebih baik, sedangkan di kampung sendiri tidak ada harapan akan masa depan yang lebih baik.

Biasanya para perantau pendahulu yang sudah tahu seluk-beluk masuk ke Malaysia memengaruhi para calon perantau di kampung dengan cerita atau janji upah menyenangkan serta iming-iming kesenangan hidup di sana. Pada kenyataannya, tawaran ini tak lepas dari komisi berupa uang yang akan didapat perantau lama (pendahulu) dari para perantau baru. Janji-janji seperti ini tentu menyenangkan bagi para perantau gelap karena berpikir mudah dan aman berangkat ke Malaysia, begitu juga sesampainya di sana.

Fakta Menyedihkan

Akan tetapi, cerita yang saya dengar dari saudara-saudaraku yang pernah menjadi pekerja ilegal di Malaysia Barat membuat saya terenyuh. Mereka mengatakan, tidak ada hal yang menyenangkan sebagai pekerja ilegal di sana, seperti iming-iming para perantau pendahulu itu. Memang, menurut pengakuan mereka, upah ringgit yang mereka peroleh (sebagai pemetik buah dan sayur) cukup memuaskan bila ditukarkan ke rupiah.

Keinginan mereka menjadi pekerja ilegal di Malaysia dilatarbelakangi kejenuhan hidup tanpa pekerjaan tetap saat tinggal di kampung. Kejenuhan itu sirna oleh kabar menyenangkan tentang bekerja di Malaysia, termasuk sebagai pekerja ilegal. ‘Angin surga’ yang dihembuskan para perantau pendahulu itu akhirnya membawa mereka pada keputusan untuk meninggalkan kampung halaman, meski tanpa jaminan keamanan dan keselamatan baik dalam perjalanan maupun selama bekerja di sana sebagai pekerja ilegal.

Sebagian besar dari mereka memilih Batam sebagai tempat persinggahan sebelum masuk ke Malaysia Barat. Setibanya di Batam, mereka diterima di rumah persinggahan. Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk dengan bayar sana-sini, mereka pun berangkat menggunakan perahu cepat (speed boat) sewaan.

Jika tidak ada petugas keamanan laut (Polisi Air Malaysia) yang berpatroli sepanjang rute perjalanan, penumpang perahu cepat itu bisa selamat tiba di pantai Malaysia. Tetapi, jika tertangkap basah, kejadian buruk akan menimpa mereka, entah dipenjara, dihukum cambuk, atau dideportasi oleh Pemerintah Malaysia. Jadi, keamanan perjalanan yang dijanjikan para pendahulu sangat diragukan kebenaranya.

Sesampainya di tempat kerja yang dijanjikan, mereka diperkenalkan pengantar kepada toke atau bos. Setelah sepakat dengan tawaran kerja,mereka diberi penjelasan tentang tata cara kerja serta upah yang akan diperoleh. Upah yang didapat memang cukup lumayan, yakni kira-kira 50 Ringgit per hari, sedikit lebih baik dibandingkan upah pekerja kasar umumnya di Indonesia.

Namun, gaji yang cukup memuaskan itu tetap minus jaminan keamanan. Karena tidak tercatat sebagai warga negara Malaysia dan tidak terdata sebagai tenaga kerja legal, sewaktu-waktu mereka bisa ditangkap, dicambuk, dipenjara, atau bahkan dihukum mati. Mereka selalu bekerja dalam ketakutan dan rasa was-was terjaring razia polisi Malaysia yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Tidur malam mereka di pondok di sekitar perkebunan pun sungguh tak aman. Karena itu, kerap kali pondok hanya jadi tempat persinggahan, tempat mandi dan berganti pakaian. Dan, agar bisa tidur malam dengan aman mereka mesti ‘mengungsi’ ke semak-semak di sekitar perkebunan.

Ada juga yang menceritakan, sudah banyak perantau gelap yang ditahan, dideportasi, dan dihukum sesuai aturan Malaysia. Banyak dari mereka tertangkap karena kurang waspada terhadap operasi polisi. Bila tertangkap di hutan atau saat bekerja, mereka masih punya kesempatan bernegosiasi dengan cara membayar polisi. Tapi, jika tak mampu membayar, mereka akan ditahan dan bisa saja dipenjara.

Ada satu cerita lagi yang saya dengarkan dari seorang mantan TKI gelap asal Nagekeo. Ia tertangkap setelah terjatuh dari sebuah gedung perkantoran di Malaysia saat dikejar polisi. Untungnya, ia tidak dipenjara. Ia akhirnya dideportasi dalam keadaan patah tulang pinggang dan cacat hingga kini. Kejadian yang sama terjadi pada beberapa pekerja ilegal lain yang saya kenal. Mereka sering disatroni patroli polisi pada malam hari.

Yang lebih menyedihkan, banyak dari perantau yang tak bisa kembali ke kampung halaman. Kabur kabar beritanya hingga kini. Kalaupun berhasil pulang, yang dibawa untuk keluarga bukanlah rezeki dari rantau, melainkan cedera atau cacat. Bahkan, ada juga yang tinggal nama dan kenangan karena pulang kampung dengan tubuh terbujur kaku dalam peti jenazah. Memilukan!

Demikian catatan saya untuk kita semua. Harapan saya, pemerintah benar-benar serius mengatur dan mengawasi pengiriman TKI ke luar negeri. Tentu jauh lebih baik lagi kalau negara kita tidak menjadi penyedia tenaga kerja murah untuk negara lain, apalagi negara dengan resiko keamanan dan keselamatan yang tinggi bagi pekerja kita. Untuk itu, pemerintah pusat maupun daerah harus memenuhi kewajibannya menyediakan lapangan kerja bagi rakyat serta menjamin upah kerja yang layak dan memadai.















Share this article :

+ comments + 2 comments

January 9, 2016 at 2:26 AM

SALAM KENAL SEMUA,…!!!
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!

Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual AKI…Angka AKI JAYABAYA Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu alamat AKI JAYABAYA..Saya coba beli Paket 2D ternyata Tembus…dan akhirnya saya pun membeli Paket 4D…Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib AKI JAYABAYA…Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib anda seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer AKI JAYABAYA 082 333 390 858.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))

…TERIMA KASIH BANYAK ATAS BANTUANNYA AKI JAYABAYA…

…=>AKI JAYABAYA<=…
CALL/SMS : 082333390858

September 3, 2016 at 7:32 AM

saya ibu irma seorang TKI DI SINGAPURA
pengen pulang ke indo tapi gak ada ongkos
sempat saya putus asah apalagi dengan keadaan susah
gaji suami itupun buat makan sedangkan hutang banyak
kebetulan saya buka-bukan internet mendapatkan
nomor MBAH SERO katanya bisa bantu orang melunasi hutang
melalui jalan TOGEL dengan keadaan susah terpaksa saya
hubungi dan minta angka bocoran SINGAPURA
angka yang di berikan 4D yaitu 6377 TGL 01-09-2016
ternyata betul-betul tembus 100% alhamdulillah dapat Rp.250.juta
bagi saudarah-saudara di indo mau di luar negeri
apabila punya masalah hutang sudah lama belum lunas
jangan putus asah beliau bisa membantu meringankan masalah
ini nomor hp -> (-082-370-357-999-) MBAH SERO
demikian kisah nyata dari saya tampah rekayasa
atau silahkan buktikan sendiri..

Post a Comment

 
Contact Us : Facebook | Twitter | Feeds
Copyright © 2011. Himappen Jabodetabek - All Rights Reserved
Great Created by Creating Website Modify by Agaz Santiago
Proudly powered by Blogger